Auditing vs Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan suatu output dari proses akuntansi. Output/informasi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan pada satu periodik yang digunakan untuk menggambarkan suatu hasil kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap, umumnya meliputi:
  • Laporan Laba Rugi
  • Laporan Perubahan Ekuitas
  • Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
  • Laporan Arus Kas
  • Catatan dari laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan.
Tujuan Laporan Keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.



Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Adapun pemakai laporan keuangan yaitu terdiri dari pihak internal (manajer, karyawan) dan pihak eksternal (investor, pemerintah, masyarakat, kreditor, pemeberi pinjaman, pelanggan).

Komponen Laporan Keuangan.
Komponen Laporan Keuangan dapat dianalogikan seperti blok bangunan yang tersusun rapi sampai menjadi bangunan seutuhnya. Blok-blok ini mewakili atau merepresentasikan angka-angka, berbagai sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan setiap transaksi yang dapat membuat perubahan dalam sumber daya dan klaim tersebut.
Berikut merupakan tiga komponen utama pada Laporan Keuangan yang berpengaruh secara krusial, yaitu Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas.



  • Laporan Neraca (Balance Sheet)

Laporan Neraca adalah salah satu bagian dari komponen Laporan Keuangan yang krusial. Laporan Neraca menggambarkan kekuatan dan kesehatan finansial suatu bisnis. Secara teknis, Laporan Neraca menunjukkan satu sisi berupa aset-aset yang dimiliki dan digunakan oleh bisnis. Dan di sisi lainnya berupa sumber daya untuk mendanai kepemilikan aset tersebut. Dengan kata lain, Laporan Neraca adalah laporan mengenai aset, kewajiban atau liabilitas, dan modal suatu bisnis pada satu titik waktu tertentu. Komponen penting dari Laporan Neraca adalah sebagai berikut:
  1. Aset, terdapat dua jenis Aset, yaitu Aset Berwujud (Tangible) dan Tidak Berwujud (Intangible). Dan kedua jenis aset tersebut dikendalikan dengan harapan bahwa itu akan memberikan beberapa manfaat di masa depan bagi perusahaan atau bisnis.  Untuk Aset Berwujud terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset lancar sendiri terdiri dari persediaan, piutang, perlengkapan, dan investasi jangka pendek lainnya. Sedangkan untuk Aset tetap bisa berupa bangunan, peralatan, kendaraan, dan sumber daya fisik lainnya. Sementara untuk Aset Tidak Berwujud terdiri dari hak dan sumber daya non-fisik lainnya. Sumber daya non-fisik tersebut salah satu contohnya seperti Hak Cipta, Paten, Goodwill, dan lainnya. yang memberikan nilai bagi bisnis.
  2. Kewajiban atau Liabilitas, adalah utang atau kewajiban hukum perusahaan yang mungkin timbul selama aktivitas operasional bisnis berjalan. Biasanya, Kewajiban perusahaan diselesaikan atau dilunasi sesuai dengan jatuh tempo yang berlaku melalui transfer manfaat ekonomi seperti uang kas, barang atau jasa. Akun Kewajiban meliputi utang lancar, utang jangka panjang, gaji, bunga, simpanan pelanggan dan kewajiban lain kepada pihak ketiga. Ditinjau dari jangka waktu jatuh tempo, terdapat dua jenis kewajiban, yaitu Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang. Untuk Kewajiban Lancar dapat dilikuidasi dalam waktu satu tahun. Sedangkan untuk Kewajiban Jangka Panjang cenderung dapat dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Kewajiban Jangka Panjang dapat berupa obligasi jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan, wesel bayar, sewa guna usaha, kewajiban pensiun, dan jaminan produk jangka panjang.
  3. Ekuitas, secara teoritis, Ekuitas adalah modal yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham. Nilai Ekuitas terdiri dari Aset residual dari suatu entitas setelah dikurangi Kewajiban. Karenanya, dari perspektif likuidasi perusahaan, Ekuitas akan dianggap sebagai klaim residual atas aset bisnis yang tersedia untuk pemegang saham setelah seluruh Kewajiban dibayarkan.

  • Laporan Laba Rugi 

Laporan ini berisi ringkasan dari kinerja keuangan suatu bisnis dari waktu ke waktu. Income Statement atau Profit & Loss atau Laporan Laba Rugi  biasanya disiapkan atau dipublikasi setiap kuartal atau tahun. Komponen dalam Laporan ini meliputi:
  1. Pendapatan, jumlah uang kas yang sebenarnya diterima perusahaan selama periode tertentu, melalui aktivitas penjualan barang atau jasa, disebut sebagai Pendapatan perusahaan. Teknisnya, Pendapatan dari penjualan bersih perusahaan adalah Pendapatan kotor setelah dikurangi diskon dan retur penjualan. Bisa dibilang Pendapatan adalah “Top Line” dari Laporan Laba Rugi.
  2. Pengeluaran/Biaya, arus keluar uang yang digunakan untuk memproduksi barang, memberikan layanan, atau melakukan aktivitas lain terkait operasional bisnis adalah Pengeluaran perusahaan. Pengeluaran bisnis yang umum termasuk upah atau gaji, biaya administrasi, biaya penjualan, biaya depresiasi aset, dan biaya bunga yang dibayarkan atas pinjaman. Pembelian aset seperti bangunan atau peralatan bukan termasuk Pengeluaran/Biaya. Harga Pokok Penjualan (HPP) juga termasuk dalam kategori Biaya dalam Laporan Laba Rugi. HPP merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang selama periode tersebut. Komponen dari HPP sendiri termasuk seperti Bea Masuk, Biaya Angkut Pembelian, dan Retur Pembelian untuk mengubah persediaan menjadi persediaan tersedia untuk dijual.
  3. Keuntungan di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Gain), Gainadalah peningkatan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental oleh perusahaan selain dari pendapatan Top line atau investasi oleh pemilik (pemegang saham). Hal ini merujuk pada setiap manfaat ekonomi yang berasal dari luar kegiatan operasional normal suatu bisnis. Biasanya, Gain mengacu pada transaksi yang tidak biasa dan tidak berulang. Transaksi tersebut seperti keuntungan (Gain) atas penjualan tanah, perubahan harga pasar saham atau hibah. Item yang terkait dengan Gain ditampilkan di pos Pendapatan Lain-Lain atau Pendapatan Non-Operasional di Laporan Laba Rugi di posisi Bottom Line.
  4. Kerugian di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Loss), Loss adalah penurunan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental yang dilakukan oleh perusahaan selain dari pengeluaran/biaya dan distribusi kepada pemilik (dividen). Jenis dari Loss bisa berupa kerugian dari penjualan aset, penurunan nilai aset, atau kerugian akibat tuntutan hukum. Pada Laporan Laba Rugi, Loss ditampilkan pada pos Biaya Lain atau Biaya Non-Operasional di posisi Bottom Line.

  • Laporan Arus Kas
Salah satu komponen Laporan Keuangan ini memuat ringkasan mengenai arus masuk dan keluar kas perusahaan. Laporan Arus Kas bisa disiapkan pada akhir bulan, kuartal atau tahun. Posisi likuiditas bisnis akan tercermin pada Laporan Arus Kas. Dan Laporan Ini juga bisa digunakan sebagai dasar untuk penganggaran dan perencanaan bisnis. Komponen dalam Laporan Arus Kas meliputi:
  1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi, kegiatan operasional bisnis tentu menyentuh hal-hal seperti kegiatan produksi, penjualan, pengiriman produk, dan pengumpulan pembayaran dari pelanggan. Arus kas keluar di pos ini dapat mencakup pembelian bahan baku, iklan, dan biaya pengiriman produk.  Pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan pembayaran bunga, depresiasi dan amortisasi juga termasuk dalam arus kas keluar. Sedangkan untuk arus kas masuk terdiri dari penjualan barang dan jasa, penerimaan kas dari royalti, asuransi, penyewaan aset, dan lainnya.
  2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi, pada pos ini, arus kas masuk maupun keluar yang terkait dengan investasi adalah seperti pembelian dan penjualan aset tetap, instrumen utang dan ekuitas di pasar modal, dan item terkait lainnya.
  3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, di pos ini akan menampilkan kegiatan yang membantu perusahaan dalam meningkatkan modal dan membayar return investor. Arus kas pada pos ini terdiri dari pembayaran dividen tunai, penerimaan kas dari penerbitan saham atau obligasi, pelunasan obligasi, dan lainnya. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan menunjukkan kekuatan finansial perusahaan.
Mengapa Laporan Keuangan Perlu DiAudit?

Laporan keuangan perlu diaudit untuk memberikan informasi tentang perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak akan informasi akuntansi mengenai persediaan barang dagang dibutuhkan pengujian kesesuaian antara praktek akuntansi persediaan barang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses pengujian tersebut dikenal dengan istilah auditing yang dilakukan oleh akuntan publik sebagai pihak yang indipenden.
Audit dapat dikatakan sebagai perbandingan antara kondisi dan kriteria kegiatan yang diaudit dan kegiatan yang seharusnya terjadi.

Sukrino agoes (2004) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.
Arens dan Loebbecke, (2003), auditing sebagai “Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Mulyadi  (2002), auditing merupakan “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Menurut Konrath  auditing adalah serangkaian proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi berbagai kegiatan dan kejadian ekonomi. Tujuannya adalah untuk menyakinkan seberapa besar tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan yang kemudian hasilnya akan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Apabila tidak diaudit maka ada kemungkinan laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, oleh karena itu laporan keuanngan yang belum di audit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Surat Penugasan Audit

Apa itu Auditing?